Sunday, 8 January 2017

PENDIDIKAN ISLAM DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN


“PENDIDIKAN ISLAM DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN”


MENUMBUHKAN  MINAT  MASYARAKAT  TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN







KATA PENGANTAR




Puji syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT. Yang telah memberikan rahmat serta karunianya kepada kami. Selawat beserta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memabawa umat manusia dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang dengan berkat ilmu pengetahuan tersebut penulis dapat menyelesaikan makalah pisikologi pendidikan dengan judul “Menumbuhkan Minat Masyarakat terhadap Pendidikan Islam di Era Masyarakat Ekonomi Aean (MEA).

Penulis menyadari bahawa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua  pihak yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk menunjang kesempurnaan makalah ini.



Mataram 11 Mei 2016







Penulis




BAB I

 PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang


Dunia pe ndidikan sangat memepengaruhi perkembangan suatu Negara karena pendidikan suatu Negara memegang peranan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga tidak mengherankan jika kualitas suatu Negara tergantung pada kualitas pendidikan yang ada dalam Negara tersebut.

Pada akhir tahu2015, dunia pendidikan hususnya pendidikan isalam mendapatkan tantangan baru yaitu mulai di bukanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).  Kehadiran MEA di tengah masyarakat membawa damfak yang sangat besar bagi dunia pendiikan islam. Pasalnya kehadiran MEA membuat minat masyarakat terhadap pendidikan islam lambat laun menjadi terkikis. Masyarakat cendrung berfikir untuk meningkatkan daya saing ditingkat global dari pada meningkatkan kualitas keimanan yang mereka miliki.

Asumsi masyarakat terhadap pendidikan islam yang hanya mampu melahirkan generasi yang hanya akan menjadi calon-calon ulama’ perlu diluruska. Sebab pada kenyataannya pendidikan islam tidak hanya mencetak kader-kader ulama’, melainkan pendidikan islam juga mampu melahirkan generasi dengan kemampuan diberbagai bidang. Banyak lulusan podok pesantren yang pengusaha, guru, dokter bahkan politisi dengan keimanan dan pengetahuan global yang sangat memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan islam tidak kalah dengan mutu pendidikan sekolah umum.

MEA memperingatkan pendidikan islam untuk mempersiapakan diri melawan arus globalisasi yang semakin deras. Oleh karena itu, pendidikan islam harus melakukan upaya untuk mengembangkan sekolah islam atau madrasah yang unggulan dan mampu menjawab tantangan global.


B.     Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1.      Apa saja keunggulan yang dimiliki madrasah?

2.      Bagaimana lulusan pendidikan islam dalam memasuki lapangan pekerjaan?

3.   Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kualitas   pendidikan islam di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)?

4.      Bagaimana cara pengembangan pendidikan islam atau madrasah yang unggul?

 


C.    TUJUAN


Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan yaitu:

1.  untuk mengetahui apa saja keunggulan yang dimiliki madrasah?  

2.      Untuk memahami bagaimana lulusan pendidikan islam dalam memasuki lapangan pekerjaan? 

3.      Untuk mengetahui apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kualitas pendidikan islam di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)?


4.      Untuk memahami bagaimana cara pengembangan pendidikan islam atau madrasah yang unggul





BAB II

PEMBAHASAN


A.    Keunggula Madrasah


Kebingungan mencari sekolah diawal tahun pelajaran baru merupakan dilema yang sering terjadi dikalangan siswa dan juga orang tua. Biasanya siswa maupun orang tua memilih sekolah sesuai dengan tujuan mereka. Ada orang tua yang memilih untuk menyekolahkan anaknya disekolah unggulan dan ada juga orang tua yang memasukkan anaknya ke sekolah umum. Berbeda dengan keluarga muslim, orang muslim cendrung menyekolahkan anaknya di sekolah islami. Mereka berpendapat bahwa seharusnya sekolah yang dipilih orang tua tidak hanya sekolah yang lulusannya unggul dalam bidang teknologi, ketrampilan, ilmu pengetahuan dan pengalaman melainkan juga unggul dalam kepribadian dan ahklak mulia.

Banyak orang menjadikan madrasah sebagai pilihan utama dalam melanjutkan pendidikan. Namun, tak sedikit pula masyarakat yang memandang madrasa dengan sebelah mata. Masih ada diantara mereka yang menggambarkan madrasah sebagai sekolah yang gurunya kurang bermutu, sarana prasarananya sangat minim, proses belajar mengajarnya tradisional, lingkungannya kumuh, menajemennya amburadul, lulusannya kurang gaul dan seterusnya.

Pandangan yang negatif terhadap madrasah untuk saat ini sudak tidak benar lagi. Disamping diakui masih banyak madrasah yang masih serba kekurangan dalam segala bidangnya, sebagaimana hal yang demikian juga terjadi pada sekolah umum. Sesungguhnya saat ini sudah ada madrasah-madrasah unggul yang keadaannya lebih baik dari sekolah umum.

Ada beberapa keadaan yang menunjukkan keunggulan madrasah sebagai berikut.

Pertama, berdasarkan informasi sejarah bahwa latar belakang lahirnya madrasah di Indonesia dilatar belakangi oleh keinginan kuat untuk memberikan pendidikan untuk komunitas muslim khususnya, dan bangsa Indonesia pada umumnya. Hal ini dilatarbelakangi oleh sikap diskriminatif  pemerintahan belanda terhadap rakyat Indonesi. Pemerintahan belanda memberikan pendidikan yang unggul hanya bagi bangsanya sendiri dan kelompok-kelompok yang mendukung misi penjajahannya. Mendapat perlakuan tidak adil menumbuhkan semangat Abdullah Ahmad memutuskan untuk mendirikan madrasah yang bernama Adabiyah school dipadang. Madrasah ini, tidah hanya menyediakan pendidikan agama tetapi juga membekali siswa-siswanya dengan pengetahuan umum, pelajaran bahasa Arab, Inggris dan Belanda. Pengajaran dalam berbagai bidang tersebut didukung oleh tenaga guru yang professional, menejemen yangkuat, sarana dan prasarana yang lengkap dan modern, termasuk asrama pelajar, serta komitmen yang tulus dan kuat dari para pengelolanya. Sehingga lulusan yang dihasilkan tidak hanya mempunyai kualitas iman yang tinggi, tapi juga mempunyai pengetahuan umum yang berkualitas.


Kedua, menurut Mastuhu dalam Memberdayakan System Pendidikan Islam, dewasa ini muncul paradigma sekolah unggulan, yaitu sekolah yang lulusannya memiliki kemampuan memahami fenomena baru (copying), mengakomodasi perkembangan baru (accommodating), mengantisipasi perkembangan baru (anticipating), mengarahkan masa depan (reoreating), memilah dan memilih berbagai alternative (selecting), mengarahkan (managing) dan mengembangkan (developing). Untuk melakukan hal yang demikian diperlukan kemampuan berijtihad, memahami ajaran Islam secara benar, mendalam dan utuh.


Ketiga, sejak tahun 1975 sampai sekarang telah muncul berbagai kebijakan-kebijakan pemerintah dan usaha kreatif yang dilakukan masyarakat yang mampu mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan dan mencapai tarap yang sejajar dengan mutu pendidikan umum yang bernaung di bawah Departemen Pendidikan Nasional bahkan mengunggulinya. Salah satu kebijakan pemerintah yang sangat berpengaruh bagi pendididkan Islam adalah kebijakan perubahn kurikulum melalui Surat Keputusan Bersama (KSB) Tiga Mentri.


Keempat, dengan terjadinya integrasi pendidikan Islam ke dalam sistem pendidikan nasional, maka perubahan besar-besaran terjadi pada pendidikan Islam yang bernaung di bawah Departemen Agama, khususnya terhadap madrasah.sejak masuknya pendidikan Islam ke dalam system pendidikan nasional, maka madrasah berubah menjadi sekolah umum yang berciri khas agama, Madrasah Keagamaan, Madrasah Model, Madrasah Terpadu, Madrasah Aliyah Kejuruan, Madrasah Bertarap Nasional dab internasional.


Kelima, program peningkatan mutu dan kesejah teraan guru dan dosen perguruan tinggi Islam dengan cara memberikan kesempatan untuk mengikuti program sertifikasi guru dan dosen, melanjutkan beasiswa kepada para guru madrasah agar bisa melanjutkan studi dalam bidang ilmu keagamaan maupun ilmu pengetahuan umum diberbagai perguruantinggi ternama di Indonesia maupun di luar Indonesia.


Keenam,  pendanaan yang memadai bagi pendidikan islam mulai dari tingkat dasar samapai perguruan tinggi membuat banyak madrasah yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, infrastruktur yang lengkap, sarana dan prasarana yang canggih, menejemen yang unggul sehingga mampu bersaing bahkan mengungguli pendidikan umum.


Ketujuh, berdasarkan hasil surve NACE (National Association Colleges and Employers) USA pada tahun 2002 mengetakan bahwa kualitas Perguruan Tinggi yang diharapkan dunia kerja adalah lulusan yang mempunyai kemampuan berkomunikasi, kejujuran/ integritas, kemampuan kerja sama, kemampuan interpersonal, etos kerja yang baik, memiliki motivasi/berinisiatif, mampu beradaptasi ,kemampuan menganalisis,, kemampuan computer kemampuan berorganisasi, kemampuan memimpin, percaya diri, berkepribadian ramah, sopan dan beretika, IP diatas 3.0, kreatif, humoris dan kemampuan interpreneursip.[1]

 


B.     Lulusan Pendidikan Islam dalam Memasuki Dunia Kerja


Kesan masyarakat terhadap lulusan pendidikan Islam sampai saat ini, pada umumnya  masih mencerminkan kesan terhadap pendidikan Islam tahun 50-an, yaitu bahwa lulusan pendidikan Islam hanya menguasai ilmu agama Islam, pandai mengaji, beribadah, berahklak mulia, dan mengurusi masalah-masalah keagamaan seperti  membaca Al-Qur’an, memimpin do’a dan khutbah.

Kesan masyarakat terhadap lulusan pendidikan Islam yang demikian itu, saat ini sungguh sudah tidak tepat lagi. Lulusan pendidikan Islam saat ini saat ini selain ada yang memiliki dalam bidang urusan keagamaan, juga memiliki keahlian dalam bidang kehidupan yang lebih luas. Lulusan pendidikan Islam saat ini sudah mencerminkan tujuan hidup dalam islam, yakni mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat dengan cara menjadi khalifah di muka bumi dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.

Saat ini lulusan pendidikan Islam sudah mengalami kemajuan yang luar biasa, namun belum banyak diketahui masyarakat, termasuk kalangan dunia usaha, industri dan jasa. Lulusan pendidikan Islam saat ini sudah banyak yang menguasai bidang umum, seperti matematika, fisika, biologi, computer, bahasa Inggris, ekonomi, pisikologi, sosiologi, antropologi, sejarah, kedoteran dan sebagainya.  Terjadinya integrasi pendidikan Islam dalam system pendidikan nasional, menunjukkan bahwa pemerintah memberikan perhatian  kepada pendidikan Islam yang sama besarnya dengan perhatian pemerintah terhadap pendidikian umum.

Meskipun sudah dilakukan peningkatan mutu lulusan pendidikan islam sepertinya belum membuat sebagian masyrakat percaya bahwa lulusan pendidikan islam juga berkualitas di bidang pengetahuan umum. Padahal, peningkatan kualitas lulusan pendidikan Islam seharusnya diikuti pula dengan peningkatan perhatian dan penghargaan masyarakat, khususnya kalangan dunia usaha, industri dan jasa terhadap lulusan pendidikan Islam. Misalnya, dalam penerimaan tenaga kerja atau pegawai. Kalangan dunia usaha, industri dan jasa seharusnya lebih mengutamakan lulusan pendidikan Islam, termasuk madrasah dan pesantren, dari pada lulusan pendidikan umum atau minimal memberikan kesempatan yang sama bagi lulusan pendidikan Islam untuk membuktikan kemampuannya. Lulusan pendidikan islam selain mempunyai berbagai keterampilan kerja layaknya dimiliki lulusan pendidikan Islam lainny, juga memiliki ahklak mulia dan kepribadian yang jujur merupakan hal utama yang dibutuhkan dunia kerja. Apa gunanya mengharapkan pegawai berpengetahuan luas tapi tidak berakhlak dan tidak dapat dipercaya. Jika bisa memperoleh dua puluh kriteria kualitas lulusan yang diharap dunia kerja bisa di peroleh dari lulusan pendidikan Islam. Keengganan para pemilik dunia usaha, industri untuk menerima tamatan pendidikan Islam senagai tenaga kerja atau pegawai pada perusahaannya, seperti yang banyak dijumpai hingga saat ini, harus sudah di tinggalkan. Kekuatan ahkalak mulia dan kepribadian utama, di samping wawasan, penguasaan teknologi dan keterampilan kerja yang dimiliki. Lulusan pendidikan Islam, akan dapat memberikan jaminan untuk menyelamatkan dunia usaha dan industri dari krisis kebangkrutan perusahaan. Tamatan pendidikan Islam memiliki landasan moral, etika dan ahklak mulia yang kokoh dalam bekerja. Terjadinya krisis ekonomi bisa disebabkan karena ekonomi berada ditangan orang-orang yang cerdas akalanya tapi lemah ahklak dan tidak memiliki moral yang baik. Sudah saatnya dunia usaha, industri dan jasa diserahkan kepada orang-orang yang memiliki keseimbangan antara kemampuan wawasan dan keterampilan kerja dengan keluhuran moral, ahklak dan budi pekerti yang mulia. Orang-orang yang demikian dapat dijumpai pada lulusan pendidikan Islam.[2]

C.    Persyaratan yang Harus di Penuhi untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)


Untuk meningkatkan daya saing dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), maka peningkatan kualitas pendidikan Islam harus dilakukan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan memerlukan beberapa persyaratan, Amsal Bachtiar menyebutkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh pendidikan khususnya pendidikan islam  yaitu pertama, pentingnya meningkatkan kualitas guru atau dosen yang bertalenta tinggi. Perkembangan dunia yang semakin cepat menuntut guru untuk berevolusi menjadi “future teacher”, guru yang mempuni, punya daya saing global dan punya mindsed internasional. Sebab kualifikasi guru maupun dosen di era global dan masa yang akan dating adalah guru yang disamping memiliki kecepatan akses informas, berahklak yang baik dan mampu mendaya gunakan berbagai sumber informasi yang tersebar ditengah masyarakat kedalam kegiatan belajar mengajar.

Kedua, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Kualitas ini termasuk kurikulum,, SAP, kerangka kualifikasi Nasional Indonesia, standar kopetensi lulusan, ujian dan penelitian

Ketiga, tata kelola perguruan tinggi yang baik. Pimpinan perguruan tinggi harus yang memiliki integritas tinggi dan berwawasan visioner.

Keempat, riset. Sebagai dosen harus banyak melakukan penelitian, lalu menorehkan pikiran dan hasil risetnya dalam bentuk jurnal atau buku.[3]

D.    Pengembangan Pendidikan Islam atau Madrasah yang Unggul


Berbagai literature pendidikan, sekolah/ madrasah unggul biasanya diistilahkan dengan sekolah berprestasi atau effectif school (sekolah efektif), sebagai lawan dari ineffective school (sekolah yang tidak efektif), good school sebagi lawan dari poor school, the moving school  sebagai lawan dari the promenading school, dan sekolah inti sebagai lawan dari sekolah inbas.

Ada beberapa langkah strategis yang perlu diperhatikan dalam rangka mengembangkan sekolah/madrasah berprestasi, yaitu:

Pertama, membangun berbagai kekuatan di sekolah/madrasah, yang meliputi:

1.      Memiliki guru yang mempunyai kopetensi, dedukasi, dan komitmen yang tinggi;

2.      Memiliki siswa yang berprestasi yakni siswa yang berprestasi lahir dariproses pembelajaran yang kreatif dan efektif;

3.      Mengembangkan sumber belajar yang tidak hanya berpusat pada guru;

4.      Memiliki budaya sekolah atau madrasah yang kokoh;

5.      Memiliki seorang tokoh panutan di sekolah atau madrasah;

6.      Memiliki motivasi yang tinggi untuk mampu bersaing;

7.      Menciptakan kebersamaan yang erat dari berbagai komponen yang ada dalam komunitas madrasah.

Kedua, memperkuat leadership/kepemimpinan dan manajemen sekolah/madrasah. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, mendorong , menggerakkan, mengarahkan dan memberdayakan seluruh sumberdaya sekolah/madrasah untuk mencapai tujuan sekolah/madrasah.

Ketiga, membangun pencitraan (image building) sekolah/madrasah. Untuk membangun pencitraan lembaga pendidikan islam maka ada suatu adigum yang yang harus dijadikan pegangan oleh seluruh warganya, yaitu : Do a good job, Do a good job, Do a good  job, and Tell people about it (publikasikan hasil atau kinerja yang bagus tersebut).

Keempat, mengembangkan program-progrm unggulan. Suatu madrasah akan diminati oleh varian masyarakat tertentu, terutama masyarakat yang mengerti arti pentingnya pendidikan dan biaya pendidikan, atau masyarakat yang menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan pokok,iika sekolah atau madrasah tersebut mampu mengembangkan program-program unggulan.

Kelima, kita harus berani mengubah midnset atau cara berfikir umat Islam.

Keenam, perlunya pengembangan pendidikan Islam di era globalisasi untuk menerapkan empat strategi, yaitu : strategi substantif, strategi bottom-up, strategi delegulatory dan strategi cooperative.[4]





BAB III

 PENUTUP


A.    Kesimpulan


Era MEA sangat mempengaruhi cara berpikir masyarakat. Meskipun pendidikan Islam terus mengalami perkembangan, tapi satu sisi masyarakat tetap memandang rendah pendidikan Islam. Persepsi yang salah menmbuat minat masyarakat terhadap pendidikan Islam.

Meskipun sekolah madrasah masih banyak yang kualitasnya rendah tapi tidak dapat dipungkiri bahwa banyak juga madrasah yang kualitasnya lebih baik dari pendidikan umum. Salah satu contohnya adalah madrasah unggulan

Lulusan pendidikan Islam jauh lebih siap untuk memasuki lapangan kerja dibandingkan dengan lulusan pendidikan lainnya. Hal ini disebabkan, karena lulusan pendidikan Islam selain memiliki hard skill, juga memiliki soft skill yang lebih kuat dibandingkan dengan lulusan lainnya.

B.     Saran


Bagi masyarakat pada umumnya jangan pernah memandang rendah pendidikan Islam karena belum tentu apa yang menjadi asumsi kebanyakan masyarakat tentang madrasah sesuai dengan kenyataannya.




DAFTAR PUSTAKA


 


Amsal Bachtiar. (2015). Pendidikan Islam Siap Hadapi MEA. Jakarta: Republika.

Abuddin Nata, H. (2012). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Prof. Dr. H. Muhaimin, M. (2011). Pemikiran dan Akulturasi Pengembangan Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers.



 





[1] Abuddin Nata, H, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), hlm. 111
[2] Ibid.,hal.33
[3]  Amsal Bachtiar, Pendidikan Islam Siap Hadapi MEA (Jakarta : Republika, 2015), hlm.26
[4]Prof. Dr. H. Muhaimin, Pemikiran dan Akulturasi Pengembangan Pendidikan Islam (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hlm104

No comments:

Post a Comment