“PENDIDIKAN ISLAM DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN”
MENUMBUHKAN MINAT
MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN
ISLAM DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Alloh
SWT. Yang telah memberikan rahmat serta karunianya kepada kami. Selawat beserta
salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memabawa umat
manusia dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang
dengan berkat ilmu pengetahuan tersebut penulis dapat menyelesaikan makalah
pisikologi pendidikan dengan judul “Menumbuhkan Minat Masyarakat terhadap
Pendidikan Islam di Era Masyarakat Ekonomi Aean (MEA).
Penulis menyadari bahawa dalam makalah
ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun sangat diharapkan untuk menunjang kesempurnaan makalah ini.
Mataram 11 Mei 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pe ndidikan sangat memepengaruhi
perkembangan suatu Negara karena pendidikan suatu Negara memegang peranan
penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga tidak
mengherankan jika kualitas suatu Negara tergantung pada kualitas pendidikan
yang ada dalam Negara tersebut.
Pada akhir tahu2015, dunia pendidikan
hususnya pendidikan isalam mendapatkan tantangan baru yaitu mulai di bukanya
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Kehadiran MEA di tengah masyarakat membawa damfak
yang sangat besar bagi dunia pendiikan islam. Pasalnya kehadiran MEA membuat
minat masyarakat terhadap pendidikan islam lambat laun menjadi terkikis. Masyarakat
cendrung berfikir untuk meningkatkan daya saing ditingkat global dari pada
meningkatkan kualitas keimanan yang mereka miliki.
Asumsi masyarakat terhadap pendidikan
islam yang hanya mampu melahirkan generasi yang hanya akan menjadi calon-calon
ulama’ perlu diluruska. Sebab pada kenyataannya pendidikan islam tidak hanya
mencetak kader-kader ulama’, melainkan pendidikan islam juga mampu melahirkan
generasi dengan kemampuan diberbagai bidang. Banyak lulusan podok pesantren
yang pengusaha, guru, dokter bahkan politisi dengan keimanan dan pengetahuan
global yang sangat memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan islam
tidak kalah dengan mutu pendidikan sekolah umum.
MEA memperingatkan pendidikan islam
untuk mempersiapakan diri melawan arus globalisasi yang semakin deras. Oleh
karena itu, pendidikan islam harus melakukan upaya untuk mengembangkan sekolah
islam atau madrasah yang unggulan dan mampu menjawab tantangan global.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakan di
atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apa saja keunggulan yang dimiliki madrasah?
2. Bagaimana lulusan pendidikan islam dalam memasuki lapangan pekerjaan?
3. Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kualitas pendidikan islam di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)?
4. Bagaimana cara pengembangan pendidikan islam atau madrasah yang unggul?
C. TUJUAN
Penulisan
makalah ini memiliki beberapa tujuan yaitu:
1. untuk mengetahui apa saja keunggulan yang dimiliki madrasah?
2. Untuk memahami bagaimana lulusan pendidikan islam dalam memasuki lapangan pekerjaan?
3. Untuk mengetahui apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kualitas pendidikan islam di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)?
4. Untuk memahami bagaimana cara pengembangan pendidikan islam atau madrasah yang unggul
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keunggula Madrasah
Kebingungan mencari sekolah diawal tahun
pelajaran baru merupakan dilema yang sering terjadi dikalangan siswa dan juga
orang tua. Biasanya siswa maupun orang tua memilih sekolah sesuai dengan tujuan
mereka. Ada orang tua yang memilih untuk menyekolahkan anaknya disekolah
unggulan dan ada juga orang tua yang memasukkan anaknya ke sekolah umum. Berbeda
dengan keluarga muslim, orang muslim cendrung menyekolahkan anaknya di sekolah
islami. Mereka berpendapat bahwa seharusnya sekolah yang dipilih orang tua
tidak hanya sekolah yang lulusannya unggul dalam bidang teknologi, ketrampilan,
ilmu pengetahuan dan pengalaman melainkan juga unggul dalam kepribadian dan
ahklak mulia.
Banyak orang menjadikan madrasah sebagai
pilihan utama dalam melanjutkan pendidikan. Namun, tak sedikit pula masyarakat
yang memandang madrasa dengan sebelah mata. Masih ada diantara mereka yang
menggambarkan madrasah sebagai sekolah yang gurunya kurang bermutu, sarana prasarananya
sangat minim, proses belajar mengajarnya tradisional, lingkungannya kumuh,
menajemennya amburadul, lulusannya kurang gaul dan seterusnya.
Pandangan yang negatif terhadap madrasah
untuk saat ini sudak tidak benar lagi. Disamping diakui masih banyak madrasah
yang masih serba kekurangan dalam segala bidangnya, sebagaimana hal yang
demikian juga terjadi pada sekolah umum. Sesungguhnya saat ini sudah ada
madrasah-madrasah unggul yang keadaannya lebih baik dari sekolah umum.
Ada beberapa keadaan yang menunjukkan
keunggulan madrasah sebagai berikut.
Pertama, berdasarkan informasi sejarah bahwa latar belakang lahirnya madrasah di Indonesia dilatar belakangi oleh keinginan kuat untuk memberikan pendidikan untuk komunitas muslim khususnya, dan bangsa Indonesia pada umumnya. Hal ini dilatarbelakangi oleh sikap diskriminatif pemerintahan belanda terhadap rakyat Indonesi. Pemerintahan belanda memberikan pendidikan yang unggul hanya bagi bangsanya sendiri dan kelompok-kelompok yang mendukung misi penjajahannya. Mendapat perlakuan tidak adil menumbuhkan semangat Abdullah Ahmad memutuskan untuk mendirikan madrasah yang bernama Adabiyah school dipadang. Madrasah ini, tidah hanya menyediakan pendidikan agama tetapi juga membekali siswa-siswanya dengan pengetahuan umum, pelajaran bahasa Arab, Inggris dan Belanda. Pengajaran dalam berbagai bidang tersebut didukung oleh tenaga guru yang professional, menejemen yangkuat, sarana dan prasarana yang lengkap dan modern, termasuk asrama pelajar, serta komitmen yang tulus dan kuat dari para pengelolanya. Sehingga lulusan yang dihasilkan tidak hanya mempunyai kualitas iman yang tinggi, tapi juga mempunyai pengetahuan umum yang berkualitas.
Kedua, menurut Mastuhu dalam Memberdayakan System Pendidikan Islam, dewasa ini muncul paradigma sekolah unggulan, yaitu sekolah yang lulusannya memiliki kemampuan memahami fenomena baru (copying), mengakomodasi perkembangan baru (accommodating), mengantisipasi perkembangan baru (anticipating), mengarahkan masa depan (reoreating), memilah dan memilih berbagai alternative (selecting), mengarahkan (managing) dan mengembangkan (developing). Untuk melakukan hal yang demikian diperlukan kemampuan berijtihad, memahami ajaran Islam secara benar, mendalam dan utuh.
Ketiga, sejak tahun 1975 sampai sekarang telah muncul berbagai kebijakan-kebijakan pemerintah dan usaha kreatif yang dilakukan masyarakat yang mampu mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan dan mencapai tarap yang sejajar dengan mutu pendidikan umum yang bernaung di bawah Departemen Pendidikan Nasional bahkan mengunggulinya. Salah satu kebijakan pemerintah yang sangat berpengaruh bagi pendididkan Islam adalah kebijakan perubahn kurikulum melalui Surat Keputusan Bersama (KSB) Tiga Mentri.
Keempat, dengan terjadinya integrasi pendidikan Islam ke dalam sistem pendidikan nasional, maka perubahan besar-besaran terjadi pada pendidikan Islam yang bernaung di bawah Departemen Agama, khususnya terhadap madrasah.sejak masuknya pendidikan Islam ke dalam system pendidikan nasional, maka madrasah berubah menjadi sekolah umum yang berciri khas agama, Madrasah Keagamaan, Madrasah Model, Madrasah Terpadu, Madrasah Aliyah Kejuruan, Madrasah Bertarap Nasional dab internasional.
Kelima, program peningkatan mutu dan kesejah teraan guru dan dosen perguruan tinggi Islam dengan cara memberikan kesempatan untuk mengikuti program sertifikasi guru dan dosen, melanjutkan beasiswa kepada para guru madrasah agar bisa melanjutkan studi dalam bidang ilmu keagamaan maupun ilmu pengetahuan umum diberbagai perguruantinggi ternama di Indonesia maupun di luar Indonesia.
Keenam, pendanaan yang memadai bagi pendidikan islam mulai dari tingkat dasar samapai perguruan tinggi membuat banyak madrasah yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, infrastruktur yang lengkap, sarana dan prasarana yang canggih, menejemen yang unggul sehingga mampu bersaing bahkan mengungguli pendidikan umum.
Ketujuh, berdasarkan hasil surve NACE (National Association Colleges and Employers) USA pada tahun 2002 mengetakan bahwa kualitas Perguruan Tinggi yang diharapkan dunia kerja adalah lulusan yang mempunyai kemampuan berkomunikasi, kejujuran/ integritas, kemampuan kerja sama, kemampuan interpersonal, etos kerja yang baik, memiliki motivasi/berinisiatif, mampu beradaptasi ,kemampuan menganalisis,, kemampuan computer kemampuan berorganisasi, kemampuan memimpin, percaya diri, berkepribadian ramah, sopan dan beretika, IP diatas 3.0, kreatif, humoris dan kemampuan interpreneursip.[1]
B. Lulusan Pendidikan Islam dalam Memasuki Dunia Kerja
Kesan masyarakat terhadap lulusan
pendidikan Islam sampai saat ini, pada umumnya
masih mencerminkan kesan terhadap pendidikan Islam tahun 50-an, yaitu
bahwa lulusan pendidikan Islam hanya menguasai ilmu agama Islam, pandai mengaji,
beribadah, berahklak mulia, dan mengurusi masalah-masalah keagamaan
seperti membaca Al-Qur’an, memimpin do’a
dan khutbah.
Kesan masyarakat terhadap lulusan
pendidikan Islam yang demikian itu, saat ini sungguh sudah tidak tepat lagi.
Lulusan pendidikan Islam saat ini saat ini selain ada yang memiliki dalam
bidang urusan keagamaan, juga memiliki keahlian dalam bidang kehidupan yang
lebih luas. Lulusan pendidikan Islam saat ini sudah mencerminkan tujuan hidup
dalam islam, yakni mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat dengan cara
menjadi khalifah di muka bumi dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Saat ini lulusan pendidikan Islam sudah
mengalami kemajuan yang luar biasa, namun belum banyak diketahui masyarakat,
termasuk kalangan dunia usaha, industri dan jasa. Lulusan pendidikan Islam saat
ini sudah banyak yang menguasai bidang umum, seperti matematika, fisika,
biologi, computer, bahasa Inggris, ekonomi, pisikologi, sosiologi, antropologi,
sejarah, kedoteran dan sebagainya. Terjadinya
integrasi pendidikan Islam dalam system pendidikan nasional, menunjukkan bahwa
pemerintah memberikan perhatian kepada
pendidikan Islam yang sama besarnya dengan perhatian pemerintah terhadap
pendidikian umum.
Meskipun sudah dilakukan peningkatan
mutu lulusan pendidikan islam sepertinya belum membuat sebagian masyrakat
percaya bahwa lulusan pendidikan islam juga berkualitas di bidang pengetahuan
umum. Padahal, peningkatan kualitas lulusan pendidikan Islam seharusnya diikuti
pula dengan peningkatan perhatian dan penghargaan masyarakat, khususnya
kalangan dunia usaha, industri dan jasa terhadap lulusan pendidikan Islam.
Misalnya, dalam penerimaan tenaga kerja atau pegawai. Kalangan dunia usaha,
industri dan jasa seharusnya lebih mengutamakan lulusan pendidikan Islam,
termasuk madrasah dan pesantren, dari pada lulusan pendidikan umum atau minimal
memberikan kesempatan yang sama bagi lulusan pendidikan Islam untuk membuktikan
kemampuannya. Lulusan pendidikan islam selain mempunyai berbagai keterampilan
kerja layaknya dimiliki lulusan pendidikan Islam lainny, juga memiliki ahklak
mulia dan kepribadian yang jujur merupakan hal utama yang dibutuhkan dunia
kerja. Apa gunanya mengharapkan pegawai berpengetahuan luas tapi tidak
berakhlak dan tidak dapat dipercaya. Jika bisa memperoleh dua puluh kriteria
kualitas lulusan yang diharap dunia kerja bisa di peroleh dari lulusan
pendidikan Islam. Keengganan para pemilik dunia usaha, industri untuk menerima
tamatan pendidikan Islam senagai tenaga kerja atau pegawai pada perusahaannya,
seperti yang banyak dijumpai hingga saat ini, harus sudah di tinggalkan.
Kekuatan ahkalak mulia dan kepribadian utama, di samping wawasan, penguasaan
teknologi dan keterampilan kerja yang dimiliki. Lulusan pendidikan Islam, akan
dapat memberikan jaminan untuk menyelamatkan dunia usaha dan industri dari
krisis kebangkrutan perusahaan. Tamatan pendidikan Islam memiliki landasan
moral, etika dan ahklak mulia yang kokoh dalam bekerja. Terjadinya krisis
ekonomi bisa disebabkan karena ekonomi berada ditangan orang-orang yang cerdas
akalanya tapi lemah ahklak dan tidak memiliki moral yang baik. Sudah saatnya
dunia usaha, industri dan jasa diserahkan kepada orang-orang yang memiliki
keseimbangan antara kemampuan wawasan dan keterampilan kerja dengan keluhuran
moral, ahklak dan budi pekerti yang mulia. Orang-orang yang demikian dapat
dijumpai pada lulusan pendidikan Islam.[2]
C. Persyaratan yang Harus di Penuhi untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Untuk meningkatkan daya saing dalam era
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), maka peningkatan kualitas pendidikan Islam
harus dilakukan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan memerlukan beberapa
persyaratan, Amsal Bachtiar menyebutkan beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi oleh pendidikan khususnya pendidikan islam yaitu pertama,
pentingnya meningkatkan kualitas guru atau dosen yang bertalenta tinggi.
Perkembangan dunia yang semakin cepat menuntut guru untuk berevolusi menjadi “future teacher”, guru yang mempuni,
punya daya saing global dan punya mindsed internasional. Sebab kualifikasi guru
maupun dosen di era global dan masa yang akan dating adalah guru yang disamping
memiliki kecepatan akses informas, berahklak yang baik dan mampu mendaya
gunakan berbagai sumber informasi yang tersebar ditengah masyarakat kedalam
kegiatan belajar mengajar.
Kedua,
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Kualitas ini termasuk
kurikulum,, SAP, kerangka kualifikasi Nasional Indonesia, standar kopetensi
lulusan, ujian dan penelitian
Ketiga,
tata kelola perguruan tinggi yang baik.
Pimpinan perguruan tinggi harus yang memiliki integritas tinggi dan berwawasan
visioner.
Keempat,
riset. Sebagai dosen harus banyak
melakukan penelitian, lalu menorehkan pikiran dan hasil risetnya dalam bentuk
jurnal atau buku.[3]
D. Pengembangan Pendidikan Islam atau Madrasah yang Unggul
Berbagai literature pendidikan, sekolah/
madrasah unggul biasanya diistilahkan dengan sekolah berprestasi atau effectif school (sekolah efektif),
sebagai lawan dari ineffective school (sekolah
yang tidak efektif), good school sebagi
lawan dari poor school, the moving school sebagai lawan dari the promenading school, dan sekolah inti sebagai lawan dari sekolah
inbas.
Ada beberapa langkah strategis yang
perlu diperhatikan dalam rangka mengembangkan sekolah/madrasah berprestasi,
yaitu:
Pertama,
membangun berbagai kekuatan di
sekolah/madrasah, yang meliputi:
1. Memiliki
guru yang mempunyai kopetensi, dedukasi, dan komitmen yang tinggi;
2. Memiliki
siswa yang berprestasi yakni siswa yang berprestasi lahir dariproses
pembelajaran yang kreatif dan efektif;
3. Mengembangkan
sumber belajar yang tidak hanya berpusat pada guru;
4. Memiliki
budaya sekolah atau madrasah yang kokoh;
5. Memiliki
seorang tokoh panutan di sekolah atau madrasah;
6. Memiliki
motivasi yang tinggi untuk mampu bersaing;
7. Menciptakan
kebersamaan yang erat dari berbagai komponen yang ada dalam komunitas madrasah.
Kedua, memperkuat leadership/kepemimpinan dan manajemen
sekolah/madrasah. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, mendorong ,
menggerakkan, mengarahkan dan memberdayakan seluruh sumberdaya sekolah/madrasah
untuk mencapai tujuan sekolah/madrasah.
Ketiga, membangun
pencitraan (image building)
sekolah/madrasah. Untuk membangun pencitraan lembaga pendidikan islam maka ada
suatu adigum yang yang harus dijadikan pegangan oleh seluruh warganya, yaitu : Do a good job, Do a good job, Do a good job, and Tell people about it (publikasikan
hasil atau kinerja yang bagus tersebut).
Keempat, mengembangkan
program-progrm unggulan. Suatu madrasah akan diminati oleh varian masyarakat
tertentu, terutama masyarakat yang mengerti arti pentingnya pendidikan dan
biaya pendidikan, atau masyarakat yang menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan
pokok,iika sekolah atau madrasah tersebut mampu mengembangkan program-program
unggulan.
Kelima, kita
harus berani mengubah midnset atau cara berfikir umat Islam.
Keenam, perlunya
pengembangan pendidikan Islam di era globalisasi untuk menerapkan empat
strategi, yaitu : strategi substantif, strategi bottom-up, strategi delegulatory
dan strategi cooperative.[4]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Era MEA sangat mempengaruhi cara
berpikir masyarakat. Meskipun pendidikan Islam terus mengalami perkembangan,
tapi satu sisi masyarakat tetap memandang rendah pendidikan Islam. Persepsi
yang salah menmbuat minat masyarakat terhadap pendidikan Islam.
Meskipun sekolah madrasah masih banyak
yang kualitasnya rendah tapi tidak dapat dipungkiri bahwa banyak juga madrasah
yang kualitasnya lebih baik dari pendidikan umum. Salah satu contohnya adalah
madrasah unggulan
Lulusan pendidikan Islam jauh lebih siap
untuk memasuki lapangan kerja dibandingkan dengan lulusan pendidikan lainnya.
Hal ini disebabkan, karena lulusan pendidikan Islam selain memiliki hard skill, juga memiliki soft skill yang lebih kuat dibandingkan
dengan lulusan lainnya.
B. Saran
Bagi masyarakat pada umumnya jangan
pernah memandang rendah pendidikan Islam karena belum tentu apa yang menjadi
asumsi kebanyakan masyarakat tentang madrasah sesuai dengan kenyataannya.
DAFTAR PUSTAKA
Amsal Bachtiar. (2015). Pendidikan Islam Siap
Hadapi MEA. Jakarta: Republika.
Abuddin
Nata, H. (2012). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali
Pers.
Prof.
Dr. H. Muhaimin, M. (2011). Pemikiran dan Akulturasi Pengembangan
Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
[1] Abuddin Nata, H, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta
: Rajawali Pers, 2012), hlm. 111
[2] Ibid.,hal.33
[3] Amsal Bachtiar, Pendidikan Islam Siap Hadapi MEA (Jakarta : Republika, 2015),
hlm.26
[4]Prof. Dr. H. Muhaimin, Pemikiran dan Akulturasi Pengembangan Pendidikan Islam (Jakarta :
Rajawali Pers, 2011), hlm104
No comments:
Post a Comment