Sunday, 8 January 2017

Pembuatan Larutan

PEMBUATAN LARUTAN

A.    Pembuatan Larutan
1.      Pengertian Larutan
Merupakan campuran homogeny antara dua zat atau lebih yang berbeda jenis. Ada dua komponen zat dalam pembuatan larutan, yakni zat terlarut dan zat pelarut.
Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair, atau gas tergantung pada dua sifat komponen larutan tersebut. Apabila fasa pembuat larutan atau zat-zat pembentuknya sama. Zat yang berbeda dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut, sedangkan zat yang lainnya disebut zat terlarut.[1]
Berdasarkan zat wujud terlarut dan zat pelarut, larutan dapat dibagi dalam tujuh macam. Dari tiga jenis wujud zat seharusnya terbentuk sembilan macam zat larutan, tetapi zat berwujud padat dan cair tidak membentuk dalam larutan dalam pelarut berwujud gas. Partikel yang berwujud padat dan cair dalam zat lain yang berwujud gas akan membentuk larutan heterogen.[2]
Selain itu masih ada beberapa macam penggolongan lain terhadap larutan. Berdasarkan banyak jenis suatu zat yang menyusun larutan, dikenal dengan larutan binner (tersusun dari dua jenis zat), larutan terner (tiga jenis zat penyusun), larutan kuartener (empat jenis zat penyusun) dan seterusnya.
Menurut sifat hantaran listriknya,  dikenal dengan larutan elektrolit (larutan yang dapat menghantarkan arus listrik), dan larutan non elektrolit. (larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik). Sedangkan ditinjau dari segi kemampuan suatu zat malarutkan ke dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu dikenal sebagai:
a.       Larutan jenuh
b.      Larutan tak jenuh
c.       Larutan lewat jenuh.
2.      Kemolalan
Kemolaran merupakan konsentrasi yang paling umum digunakan dalam laboratorium, karena memudahkan kita untuk mereaksikan sejumlah tertentu zat terlarut dengan jalan mengukur volume larutannya. Kemolaran  menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Kemolaran (M) sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut dibagi dengan jumlah liter (V) larutan.
                 M         = n/v  (mol/L)
     Maka,  n          = M x V
     Dengan n         = jumlah mol zat terlarut
             V            = volume larutan
            M              = kemolaran.
3.      Pengenceran
Konsentrasi larutan dapat diperkecil dengan jalan menambahkan zat pelarut, dan sebaliknya. Pada pengenceran, volume, dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah mol zat terlarut tidak berubah. Oleh karena itu, pada pengenceran berlaku rumus :
                        V1M1  = V2M2
V1 = volume larutan mula-mula
                                    M1 = kemolaran mula-mula
                                    V2 = volume larutan setelah pengenceran
                                    M2 = kemolaran larutan setelah pengenceran[3]
4.      Pembuatan Larutan
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara
pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi
tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan
dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan
penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk    menentukan kepekaan   larutan    adalah molaritas. Molaritas,      persen     berat, persen volume, atau sebagainya. [4]



[1] Drs. Mulyono HAM, M.Pd, Membuat Reagen Kimia di Laboratorium, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm. 1
[2]Drs. Syukri SKimia Dasar 2, (Bandung: ITB, 1999), hlm.352
[3] Michel, 1998 : 97-99
[4]Nabila Mukminin jibril dalam “https://oncemelody.wordpress.com/2014/11/29/laporan-hasil-praktikumpembuatan-pengenceran-dan-pencampuran-larutan/” diakses pada tanggal 22 April 2016, pukul 12.00 WITA.

No comments:

Post a Comment