Sunday, 8 January 2017

Pengertian Asam Dan Basa

ASAM BASA

1.      Pengertian Asam dan Basa
Asam didefinisikan sebagai senyawa yang mengandung Hidrogen yang bereaksi dengan basa. Basa adalah senyawa yang mengandung  ion OH- atau menghasilkan OH-ketika bereaksi dengan air. Basa bereaksi dengan asam untuk menghasilkan garam dan air.)Teori Bronsted memperluas definisi asam dan basa dengan menjelaskan lebih banyak mengenai suatu larutan kimia. Misalnya, teori Bronsted menjelaskan lebih banyak mengenai suatu larutan amonium klorida bersifat asam dan larutan natrium asetat bersifat basa. Dalam teori Bronsted, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat memberikan proton  kepada zat yang lain . Dalam hali ini , proton adalah atom hidrogen yang kehilangan elektronnya. Basa adalah zat yang menerima proton dari zat lain. Reaksi asam dan basa menghasilkan menghasilkan asam dan basa yang lain.[1]
Basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan Ion oksida (OH). Jadi pembawa sifat basa adalah Ion OH salah satu sifat basa yang kita kenal sehari-hari adalah rasanya asam, contoh berbagai zat yang biasa kita jumpai basa, misalnya kaustik soda, Air sabun, kapur sirih dan air abu salah satu manfaat dari laruta basa adalah dapat melemakan lemak. Indikator yang dapat digunakan untuk mengenal sifat asam atau basa suatu larutan serta menentukan harga PH dapat digunakan  Indikator universal .
Teori asam basa juga banyak digunakan dalam mempelajari kimia antara lain teori asam-basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted-Lawry dan teori asam-basa G.N Lewis.
a.    Asam Menurut Arrhenius
Menurut Arrhenius, asam merupakan zat yang dalam air melepaskan ion H+, sedangkan basa merupakan zat yang dalam air melepaskan ion H-. Jadi, menurut Arrhenius, pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH-. Jika asam Arrhenius dirumuskan denga HxA, di dalam air asam itu akan mengalami ionisasi sebagai berikut.
HxA(aq)  xH+(aq) + Ax-(aq)
Basa Arrhenius merupakan hidroksida logam, M(OH)x, yang di dalam air membebaskan ion hidroksida (OH-) sesuai dengan persamaan reaksi berikut
M(OH)x(aq)  Mx+(aq) + x OH-(aq)

b.    Asam Menurut Bronsted-Lowry
Pada taun 1923 ahli Kimia Denmark bernama J.N.Bronsted dan ahli kimia Inggris bernama T.N.Lowry mengemukakan definisi tentang asam dan basa tersebut dikenal dengan  teori asm-basa Bronsted-Lowry.Menurut mereka suatu zat pemberi proton (proton donor) disebut asam dan suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa konjungasi dari asam tersebut begitu juga basa. Dengan demikian, dalam teori asam-basa Bronsted-Lowry dikenal istilah’’Pasangan asam-basa atu asam-basa konjungasi.’’
                                    Asam H+ + Basa konjugasi
                                    Basa H+ + Asam konjugasi
c.       Asam-Basa Lewis
Pada tahun 1932 seorang ahli kimia amerika bernama G.N.Lewis  merupakan teori asam-basa yang diberi nama Asam-Basa Lewis. Teori ini menyatakan bahwa basa adalah zat yang memiliki satu atau lebiah pasangan electron bebas yang dapat diberikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang menerima pasangan electron  tersebut.[2]
2.      Indikator Asam dan Basa
Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa buatan dan indikator asam-basa alami.
a.       Indikator Buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru , karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.
b.      Indikator Alam
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau. [3]


[1] D. Goldberg, Kimia Untuk Pemula (Jakarta : Erlangga, 2002), hlm.23
[2] Anonim, Kimia dasar I, (Makassar : Universitas Hasanuddin Makassar, 2008), hlm. 52

No comments:

Post a Comment